Khutbah Jumat: Keutamaan Bulan Rajab
KEUTAMAAN BULAN
RAJAB
(Oleh A. Faiz
Yunus, Msi)
Khutbah I
الْحَمْدُ لِلهِ
الْوَاحِدِ الْأَحَدْ اَلْفَرْدِ الصَّمَدْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ
يَكُنْ لَهُ كُفُوا أَحَدٌ.
أَشْهَدُ أَنْ لاَ اَلَهَ إَلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ مَنْ أَرْسَلَهُ اللهُ رَحْمَةً لِجَمِيْعِ
الْعِبَادِ.
اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ وَكَرِّمْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ
سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ
أمَّا بَعْدُ:
فَيَا أيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ
فَازَ الْــمُتَّقُوْنَ. قال الله تعالى: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا
اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَاَنْتُمْ
مُسْلِمُوْنَ
Jamaah shalat Jumat
Rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan iman dan
taqwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan segala perintah Allah
ta’ala dan menjauhi segala larangan-Nya. Semoga amal ibadah kita, baik yang
wajib maupun yang sunnah, diterima oleh Allah ta’ala.
Sholawat dan salam semoga tetap
tercurah limpahkan kehadirat junjungan kita Nabiyullah Muhammad SAW. Amin
yarabbal alamin
Jamaah shalat Jumat
Rahimakumullah
Tak terasa kita kembali memasuki
bulan Rajab, bulan ketujuh dalam penanggalan Islam, dan dua bulan menjelang
bulan suci Ramadhan. Perjalanan hidup serasa semakin cepat. Tiba-tiba saja kita
bertambah tua. Tiba-tiba saja kita menapaki kembali bulan Rajab. Tiba-tiba saja
kita akan menghadapi bulan Sya’ban lalu bulan suci Ramadhan. Pada hakikatnya
tidak ada istilah tiba-tiba, sebab berjalannya waktu berjalan
sebagaimana lazimnya. Namun kelalaian kita sedirilah Sejatinya, yang menjadikan
waktu itu terasa pendek dan cepat.
Marilah kita di bulan rajab ini perbaiki
kembali kesalahan-kesalahan pola hidup, amal ibadah kita yang lalu sering
mengabaikan bahkan tak memperdulikan bobot amal kita di hadapan Allah SWT.
sebab Bulan Rajab adalah bulan agung yang distimewakan. Sebaaimana yang
terdapat dalam kitab I‘anatut Thalibin yang menjelaskan bahwa “Rajab"
merupakan derivasi dari kata “tarjib” yang berarti mengagungkan atau
memuliakan. Dahulu masyarakat Arab zaman memuliakan Rajab melebihi bulan-bulan
lainnya. Rajab juga disebut “Al-Ashabb” (الأصب) yang berarti “yang mengucur” atau
menetes”. Karena derasnya tetesan rahmat Allah SWT pada bulan ini.
Bulan Rajab juga dikenal dengan
sebutan “Al-Ashamm” (الأصم) atau “yang tuli”,
karena tidak terdengar gemerincing senjata pasukan perang pada bulan ini.
Julukan lain untuk bulan Rajab adalah “Rajam” (رجم) yang berarti melempar. Dinamakan demikian karena musuh dan
setan-setan pada bulan ini dikutuk dan dilempari sehingga mereka tidak jadi
menyakiti para wali dan orang-orang saleh.
Jamaah shalat Jumat
Rahimakumullah
Allah SWT memasukkan bulan Rajab
sebagai salah satu bulan haram atau bulan yang dimuliakan.
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا
عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ
مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ
"Sesungguhnya jumlah bulan
menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada
waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada empat bulan haram. (QS.
At-Taubah:36)
Bulan haram adalah empat bulan
mulia di luar Ramadhan, yakni Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Disebut “bulan haram” (الأشهر الحرم) karena pada bulan-bulan tersebut umat
Islam dilarang mengadakan peperangan.
Dan Rasulullah Saw juga
menyampaikan bahwa bulan Rajab adalah bulannya Allah Swt, sedangkan bulan
Sya'ban adalah bulannya Rasulullah, sementara bulan Ramadan merupakan bulannya
umat Muhammad SAW. Maka Nabi selanjutnya menegaskan bahwa siapa saja yang
menjalankan puasa sehari di bulan Rajab murni karena Allah tanpa niat lainnya,
maka akan selalu mendapatkan ridla agung Allah dan dijanjikan tempat surga
Firdaus.
Dalam hadits riwayat Abu Dawud,
Ibnu Majah, dan Ahmad dikatakan:
صُمْ مِنَ الْحُرُمِ
“Berpuasalah pada bulan-bulan
haram.”
Imam Al-Ghazali dalam Ihya’
Ulumid-Din menyatakan bahwa kesunnahan berpuasa menjadi kian bernilai bila
dilakukan pada hari-hari utama (al-ayyam al-fadhilah). Hari- hari utama
ini dapat ditemukan pada tiap tahun, tiap bulan, dan tiap minggu. Terkait
siklus bulanan ini Al-Ghazali menyatakan bahwa Rajab masuk dalam kategori
al-asyhur al-fadhilah di samping Dzulhijjah, Muharram dan Sya’ban. Rajab juga terkategori
al-asyhur al-hurum di samping Dzulqa’dah, Dzul Hijjah, dan Muharram.
Memang beberapa hadits dla’if,
yang menjelaskan secara eksplisit tentang gambaran pahala amalan-amalan
tertentu pada bulan Rajab. Namun demikian, bukan berarti tidak ada keutamaan
menjalankan ibadah, semisal puasa, dalam bulan Rajab. Justru puasa menjadi
istimewa karena dilakukan pada bulan istimewa. Hanya saja, seberapa besar
pahala yang akan didapat, Allahu a’lam. Hanya Allah yang tahu. Tugas hamba
adalah menghamba kepada Allah dan seyogianya tak terikat dengan pamrih apa
saja.
Jamaah shalat Jumat
Rahimakumullah
Keistimewaan bulan Rajab juga
terletak pada peristiwa agung isra’ dan mi’raj Rasulullah shallallâhu ‘alaihi
wasallam. Peristiwa tersebut terjadi pada bulan Rajab tahun 10 kenabian (620
M). saat itu Rasulullah melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil
Aqsha lalu menuju ke sidratul muntaha yang ditempuh hanya semalam. Dari
peristiwa isra’ dan mi’raj inilah (dibulan rajab inilah), perintah sholah 5
waktu diterima oleh Rasulullah SAW untuk disampaikan keapada ummatnya. Begitu
agungnya peristiwa ini hingga ia diperingati tiap tahun oleh kaum muslimin di
berbagai belahan dunia. Oleh sebab itu Saat memasuki bulan Rajab, Rasulullah
membaca:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ
وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
“Ya Allah, berkahilah kami pada
bulan Rajab dan bulan Sya’ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadlan.”
Jamaah shalat Jumat
Rahimakumullah
Khatib mengajak diri sendiri dan
jamaah sekalian agar tidak menyianyiakan bulan yang agung ini. Dari berbagai
keterangan yang disebutkan tadi, sangat jelas bahwa bulan Rajab memiliki
keutamaan lebih di atas bulan-bulan pada umumnya. Ia adalah momen untuk
meningkatkan kualitas diri, baik tentang kedekatan kita kepada Allah (taqarrub
ilallâh) maupun perbuatan baik ('amal shâlih) kita kepada sesama.
Belum tentu tahun berikutnya kita akan berjumpa dengan kesempatan merasakan
kembali bulan Rajab. Saat ini selagi kita sehat dan mampu alangkah mulianya
untuk menyisihkan fokus kita kepada bulan mulia ini di tengah kesibukan duniawi
kita yang melengahkan.
Semoga kita termasuk golongan
orang-orang yang mendapatkan keagungan bulan rajab ini serta kita kembali
dipertemukan dibulan Ramadhan nanti. Amin yarabbal ‘alamin
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ
اْلعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ
الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ وَإِنَّهُ هُوَ
السَّمِيْعُ العَلِيْمُ، وَأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ
إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ
لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ
اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا.
اَمَّا بَعْدُ. فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ
وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ
فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ. وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ
النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ
وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ
الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ
اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ
الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ
وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ
الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ. وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ
مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ
اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ
وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ. وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ. مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً
وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ
اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ
وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ.
Comments
Post a Comment