Puisi Intelektual yang Awam


Puisi adalah sebuah bentuk karya sastra yang terikat irama, rima (bunyi-bunyi yang ditimbulkan dalam huruf maupun kata), yang bahasanya menjadi indah dan penuh makna. tetapi bukan "asbun" asal bunyi.


Umumnya puisi tersebut dibuat sebagai bentuk ungkapan rasa atau perasaan dari sang penulis puisi (penyair) yang disusun dengan bahasa imajinatif juga menggunakan struktur bahasa padat dan penuh makna.

Tentunya untuk menulis dan menyususn sebuah puisi memerlukan sebuah keahlian dalam ilmu tata bahasa juga substansi keilmuannyapun menjadi penentu isi, makna dan akibat yang ditimbulkan dari puisi tersebut.

Peristiwa yg terjadi pada puisi sukmawati dalam acara "29 Tahun Anne Avantie Berkarya" di Indonesia Fashion Week 2018 yg dianggap kontroversial tersebut menurut saya merupakan sebuah kesalahan redaksi atas ketidaktahuannya dan tidak ditulis dan disusun oleh ahli di bidangnya sehingga menimbulkan ketersinggungan dari berbagai pihak khususnya umat Islam dan menodai kebhinnekaan. Sebab dalam puisi tersebut seakan ia menyalahkan syariat Islam. 

Namun, kita harus bijak menilainya. Karna yang dihadapi adalah bahasa sastra, satu kata mengandung beribu makna dan bisa dilihat dari berbagai sisi. 

Menanggapi orang awam tak usah menggunakan emosi, sebagaimana kita memberi pengajaran kepada anak-anak kecil, cukup kita rangkul untuk kita ayomi, kita beritahu apa yang tidak ia tahu. Kalau dia muslim atau muslimah yang tak paham syariat Islam kita wajib memberi pengajaran atas ketidaktahuannya dengan bijaksana dan lembut. Tidak usah dihujat menggunakan argumen apapun. Sebagaimana allah firmankan

ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ


"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk" (Qs. An-Nahl: 125).


Syukur ia mau mengakui ketidak tahuannya itu, ketimbang ia tidak mengakui bahwa ia tidak tahu, tapi seolah-olah tahu segalanya. Jangan sampai umat muslim terlarut amarah lebih dalam hanya karna sebuah puisi, tapi umat muslim yang paham harus melihat substansi sang pembaca puisinya (substansi keawaman) agar segera bertindak untuk memberikan pengetahuan atas ketidaktahuannya itu.

Oleh: A. Faiz Yunus, M.Si
(Alumni Pascasarjana Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia)

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Teori Atom Modern

Penemu Samudra Atlantik