Revolusi Mental dan Konsep Pendidikan dalam Islam


Mengenai Revousi Mental penyusun akan menguraikan apa sebenarnya dan apa yang diinginkan dari munculnya istilah ini, apakah benar metal harus direvolusi atau hanya istilah yang dipakai untuk kepentingan tertentu. Kita akan urai satu persatu pengertian tentang “Revolusi Mental”.
Revolusi adalah perubahan yang terjadi dalam kurun waktu secara cepat. Hal ini apabila dikaitkan dengan budaya dan kemanusiaan adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan.
Pada masyarakat, dunia pendidikan, astronomi, pemerintahan, bahkan sampai pada dunia perindustrian istilah ini sering kali digunakan, contohnya, Penamaan peputaran bumi yang mengelilingi matahari disebut Revolusi Bumi. Lebih jauh lagi, istilah ini digunakan juga pada bidang pertanian, yaitu Rebolusi Hijau, namun penjelasannya akan penyusun bahas di pada makalah ini adalah Revolusi Mental, yang mana hal ini berkaitan dengan berbagai aspek kemasyarakatan, seperti budaya, adat, pendidikan dan keyakinan dalam hal ini agama Islam.
Ketika ditarik sebuah pengertian revolusi dari beberapa macam revolusi tersebut, maka terjadinya perubahan pada keadaan masyarakat baik itu dalam sisi kebudayaan ataupun sosial dan terjadi secara singkat serta menyangkut hal-hal berhubungan dengan pokok kehidupan dalam masyarakat inilah yang disebut revolusi sosial.
Oleh karenanya revolusi mental bertujuan untuk membentuk karakter baru sebuah komunitas, bangsa atau apa saja yang bersangkutan dengan kemanusiaan. Hal ini semua pakar dalam segala bidang ilmu menyepakati sebagaimana yang penyusun pahami.
Agama pada hakikatnya merupakan pondasi awal seseorang untuk menjadi insan kamil. Sebab tidak ada agama yang mempunyai visi mekemudaharatan bagi penganutnya. Namun bangak agamawan yang belum sampai ketaraf yang demikian itu. Bahwa agama membawa pesan-pesan kerohanian, pesan-pesan perdamaian, samapi terkhir agama penyempurna dari agama-agama yang sebelunya ada yaitu agama Islam sebagai agama yang sempurna. Sebagaimana yang Allah firmankan dalam al-Quran:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Yunus: 57)

Ayat diatas menunjukkan bahwa agama dating sebagai penyembuh dan hal itu diserukan kepada seluruh manusia, bukan hanya kepada orang muslim saja.
Mental merupakan suatu hal yang sudah dimiliki oelah manusia sejak diciptakannya, akan tetapi perlunya pemberdayaan mental tersebut. Apakah dengan pancingan orang lain atau dimulai dari dirinya sendiri untuk meningkatkan dan mengasah serta memperkuat mental tersebut.
Ajaran agama yang diwahyukan oleh Allah telah terlebih dahulu membahas tentang hakikat jiwa, penyakit jiwa dan kesehatan jiwa yang telah disampaikan oleh para Rasul Allah. Dalah salah satu bidang keilmuan ada yang namanya “Ilmu kesehatan mental” yaitu ilmu kesehatan jiwa yang membahas kehidupan rohani yang sehat, dengan memandang pribadi manusia suatu totalitas psikofisik yang kompleks.
Seiring dengan kemajuan, ilmu pengetahuan, pengertian terhadap kesehatan mental juga mengalami kemajuan. Sebelumnya, pengertian tentang kesehatan mental bersifat terbatas, dan sempit, terbatas pada gangguan dan penyakit jiwa. Oleh karenanya, kesehatan mental hanya dianggap perlu bagi orang yang mengalami gangguan jiwa saja. Padahal sebenarnya kesehatan mental tersebut diperlukan bagi setiap orang yang menginginkan ketentraman dan kebahagiaan. Mental mempunyai pengertian yang sama dengan jiwa, nyawa, sukma, roh dan semangat.
Manusia yang memiliki an-nafs mutmainah ialah manusia yang hidup sesuai dengan fitrah yang telah diciptakan Allah SWT, yakni akidah tauhid. Serta perlu diperhatikan bahwa fitrah tersebut membutuhkan sesuatu yang dapat menjaga, menyegarkan, dan mengokohkannya. Sesuatu yang tidak lain adalah syariah yang diturunkan ke bumi.
Adapun ayat alqur’an yang menyatakan dan menjelaskan apa itu mental, Allah SWT, berfirman;

يَا بَنِيَّ اذْهَبُوا فَتَحَسَّسُوا مِنْ يُوسُفَ وَأَخِيهِ وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ

“Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (QS. Yusuf: 87)

Ayat diatas adalah sebuah pelajaran mental, bagaimana menjadi manusia yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dengan kemampuannya yang ia miliki yakni mental yang kuat. Dalam mental yang kuat terdapat akhlak dan prilaku yang baik dan bijak.
Akhlak adalah modal utama untuk mewujudkan revolusi mental, dengan akhlak yang baik, maka akan tercipta terobosan-trobosan yang berbentuk sistem pendidikan yang baik guna kemajuan bersama dan kebagkitan kembali ummat Islam.
Konsep dalam sebuah pendidikan sangat berpengaru terhadap maju atau mundurnya pendidikan tersebut. Dalam dunia pendidikan konsep atau manhajh sangat menjadi penentu perkembangan pendidikan tersebut. Apabila konsep yang digunakan baik dan tepat sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan yang telah disepakati bersama, maka pendidikan tersebut akan mengalami kemajuan dan perkembangan. Akan tetapi sebaliknya, apabila konsepnya kurang bagus, maka beriring dengan perjalanan waktu, maka pendidikan tersebut akan pudar. Sebab konspnya belum matang.
Sebuah konsep dalam pendidikan menjadi sangat penting. Lantas bagaimana dengan konsep pendidikan dalam Islam?
Adapun pengertian pendidikan dalam Islam tidak jauh berbeda dengan pengertian pendidikan pada umumnya, yaitu proses bimbingan jasmani dan rohani manusia berdasarkan aturan Islam menuju terbentuknya kepribadian yang utama atau kepribadian muslim yang utuh.
Manusia yang utuh adalah manusia yang mampu menjada potensi yang dimilikinya serta mampu mengelola dan memadukan potensi akal, qalbu, dan nafsunya secara harmonis. Konsep manusia utuh ini dugunakan untuk menggambarkan manusia yang menuruti aturan-aturan Allah secara keseluruhan (ikhlas, sabar, tawakkal).
Disamping itu juga dalam konsep pendidikan Islam memebrikan kejelasan serta tujuan-tujuan untuk menjadikan mental manusia itu sendiri menjadi karakter yang kuat dalam dirinya. Diantara tujuan pendidikan dalam Islam Ialah:
Hilmun, yaitu kesnggupan atau kemampuan untuk menolak argumentasi yang bersifat pembodohan dengan bahasa sang santun
Wara', yaitu kehati-hatian, tidak rakus, rendah hati, yang mampu mementengi dirinya dari norma-norma yang dilarang oleh adat dan agama khususnya
Husnul khuluq, yakni berprilaku baik terhadap sesama
Bisa ditarik kesimpulan, bahwa pendidikan dalam Islam berfungsi menanamkan akhlaqul mahmudah (akhlak yang terpuji) dan meninggalkan alhlaq madzmumah (akhlak yang tercela), akhlak merupakan podasi dasar untuk membentuk suatu mental yang baik dan buruk. Penanaman kualiatas positif ini berguna untuk membentuk mental dan karakter yang baik pula. membangun atau merevolusi mental dalam pendidikan merupakan hidden curriculum atau kurikulum yang tersembunyi.
Mental tanpa landasan agama kan seperti perahu tanpa nahkoda yang berada di tengah luasnya samudera. Artinya ketika mental “sudah terbentuk” tanpa dilandasi sebuah keimanan, maka akan mudah tergoncng dan terbawa arus kehidupan yang akhirnya akan hanyut dan tidak ada manfaat bagi orang lain.
Konsep revolusi mental dalam Islam sebenarnya sudah sangat kompleks tinggal bagaimana manusaianya (muslim) mengaplikasikannya terhadap dirinya sehingga menjadi pemicu terhadap lingkungan seitarnya. Berupa pembangunan serta revolusi-revolusi dibidang disiplin ilmu yang lain. Utamanya di bidang IPTEK yang sangat urgen untuk dikuasai dan tidak boleh tertinggal sehingga terkesan Islam tidak mempunyai konsep yang memajukan mental, karakter dan kontribusi terhadap pembangunan peradaban dunia khususnya di Indonesia.
Jumlah pesentase umat Islam di dunia pendidikan dangat ketinggalan jauh dengan jumlah persentase orang non-Islam. Kita ambil contoh, jumlah peraih nobel terbanyak adalah orang Israel yang jumlah persentase minoritas, sedangkan umat Islam dengan jumlah Umat terbanyak di dunia bahakan menjadi peraih nobel paling sedikit. Hal ini diakibatkan kurang memahaminya dan kurang mendalami konsep-konsep pendidikan yang sudah diatur sangat komplit dalam Islam.
Pada zaman dahulu ulama-ulama kita banyak yang menguasai berbagai disiplin ilmu dan merupakan ilmuan-ilmuan ulung yang dijadikan kiblat oleh ilmuan barat. Akan tetapi fakatanya sekarang menjadi terbalik. Justru kita umat Islam yang berkiblat kebarat.
Oleh karenanya, Ummat Islam saat ini perlu ditata kembali bagaimana dan apa yang harus dilakukan dengan “konsep” yang sudah dimiliki oleh Islam itu sendiri untuk memajukan sistem dan kualitas pendidikannya.
Al-Qur’an sebagai dasar dan sumber ajaran islam banyak ditemui ayat-ayat yang berhubungan dengan ketenangan dan kebahagiaan jiwa sebagai hal yang prinsipil dalam revolysi mental. diantaranya:

لَقَدْ مَنَّ اللّهُ عَلَى الْمُؤمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُّبِينٍ

“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka  seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka al-kitab dan al-hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (keadaan nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (QS. Ali Imran: 164)

Saat ini kehidupan modern serba kompleks, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi begitu canggih dan mengelaborasi  ke hampir seluruh kawasan dunia. Pada saat mana manusia harus berkelit dengan problem kehidupan yang serba materialistis dan pada gilirannya sangat egois dan individual. Hubungan antar manusia pada zaman modern juga cenderung “impersonal”. Masyarakat tradisional yang guyub dikikis oleh gelombang masyarakat modern yang tembayan. Fenomena-fenomena tersebut membuat manusia semakin kehilangan jati dirinya. Kondisi inilah yang mengharuskan manusia untuk benar-benar mampu bertahan mengendalikan dirinya, untuk kemudian tetapi tegar dalam kepribadian.
 Maka, konsep pendidikan dalam Islam merupakan pemacu revolusi mental guna memperkuat karakter manusianya dengan dasar pedoman al-Qur’an dan as-Sunnah. Akan tetapi banyak ummat Islam yang tidak mengindahkan akah hal itu (lalai). Agama pada hakikatnya merupakan pondasi awal seseorang untuk menjadi insan kamil. Sebab tidak ada agama yang mempunyai visi mekemudaharatan bagi penganutnya. Namun bangak agamawan yang belum sampai ketaraf yang demikian itu.
Bahwa agama membawa pesan-pesan kerohanian, pesan-pesan perdamaian, samapi terkhir agama penyempurna dari agama-agama yang sebelunya ada yaitu agama Islam sebagai agama yang sempurna. Mental merupakan suatu hal yang sudah dimiliki oelah manusia sejak diciptakannya, akan tetapi perlunya pemberdayaan mental tersebut. Apakah dengan pancingan orang lain atau dimulai dari dirinya sendiri untuk meningkatkan dan mengasah serta memperkuat mental tersebut.

لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ ۚ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar Ra’d: 11).

Comments

Popular posts from this blog

Pencetus Istilah Radiasi Benda Hitam 1862

Teori Atom Modern

Penemu Samudra Atlantik